Catatan
Rabuan
Azrul
Ananda


Bersama Johnny Ray (kiri) dan Direktur Kreatif SUB Jersey Amdani Ocha menunjukkan jersey baru SUB bertema Banyuwangi saat podcast bareng Bupati Ipuk Festiandani.

Bagi yang sudah bertahun-tahun mengikuti kolom Rabuan ini, mungkin sudah berkali-kali membaca betapa saya mengagumi Kota Banyuwangi. Kota yang perjalanan kebangkitannya saya ikuti sejak awal, sejak Abdullah Azwar Anas kali pertama jadi Bupati dulu. Tulisan ini akan mempertegas lagi kekaguman tersebut.

Kebetulan, Mas Anas dan saya kurang lebih satu angkatan. Dulu sering ngobrol dan diskusi bareng, sama-sama senang "umek" untuk memajukan dunia masing-masing. Pada 2014, kami juga berada di panggung yang sama. Meraih penghargaan National Champion, Marketer of the Year oleh Marketeers-nya Hermawan Kartajaya. Mas Anas di kategori pemerintahan, saya di kategori media.

Saya sering mengajak keluarga ke Banyuwangi. Saya bahkan pernah menulis bagaimana terkejutnya saya, ketika anak-anak saya bilang lebih suka Banyuwangi daripada Singapura. Salah satu tempat favorit mereka adalah Bangsring Underwater.

Kebetulan juga, di Banyuwangi komunitas sepedanya aktif eksis dalam sepuluh tahun terakhir. Jadi, saya juga sering ikut event di sana. Bahkan merasakan naik podium balapan di sana. Pendorong utamanya Pak Guntur Priambodo, lewat Banyuwangi Road Cycling Community (BRCC).

Secara pribadi, dunia sepeda itu yang mendorong saya sering ke Banyuwangi. Tapi kemudian Banyuwangi-nya sendiri mendorong keluarga saya untuk juga senang sering ke sana.

Akhir pekan lalu, saya kembali ke sana. Tujuan utamanya untuk menghadiri Kejuaraan Daerah Atletik Jawa Timur. Mulai tahun ini, DBL Indonesia yang saya kelola memang mulai berkolaborasi di arena atletik. Semoga kalau lancar, bisa ikut membantu menjadikan "mother of all sport" ini sebagai sesuatu yang sangat populer, yang buntutnya mendorong prestasi di tingkat internasional.

Bagi yang kenal saya sejak lama, ini tidak mengherankan. Sebelum bikin DBL dulu, impian utama saya adalah bikin Olimpiade anak muda. Dan waktu SMA di Kansas dulu, saya sempat tergabung di tim Track and Field Ellinwood High School. Dapat jatah lari 2 mil (3.200 meter) dan lompat tinggi. Saya tidak pernah ikut perlombaan (kalah sama yang bule-bule, wkwkwk), tapi saya selalu ikut kompetisi sebagai fotografer (karena saya juga ikut tim koran sekolah).

Saya malah tidak pernah jadi anak basket. Juga hanya jadi fotografer dan peliput tim basket sekolah.


Menandatangani kerjasama dengan Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Timur Prof Nurhasan, disaksikan Bupati Banyuwangi Ipuk Festiandani serta Ketua Umum PB PASI sekaligus Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.


Bertemu Mas Anas di Kejurda Atletik.

Mumpung di Banyuwangi, ya saya bawa sepeda. Istri saya juga. Supaya lebih efektif lagi weekend di Banyuwangi itu, saya dan tim juga melakukan survei rute. Insya Allah, September 2022 nanti, akan berkolaborasi dengan Banyuwangi bikin event sepeda di sana. Rutenya menanjak ke Paltuding, jalan menuju puncak kawah Ijen yang kondang dengan blue fire-nya itu.

Pas juga. Saat acara gowes itu BRCC me-launching jersey terbarunya.



Nah, weekend itu, saya juga tidak bisa menghindar. Biasanya, kalau ke Banyuwangi, saya dan keluarga diam-diam tidak bilang siapa-siapa. Bukannya tidak ingin bertemu teman-teman di Banyuwangi, kami memang betul-betul ingin menikmati privacy.

Weekend kemarin, akhirnya tentu bertemu banyak teman. Khususnya yang masih aktif di pemerintah kabupaten Banyuwangi. Dan saya sambung saja sekalian, bikin podcast Mainsepeda dengan Bupati Banyuwangi, Ipuk Festiandani, istri dari Mas Anas.

Ternyata, beberapa hari sebelumnya, bupati sudah podcast juga dengan Abah saya. Semua tertawa ketika mengetahui kalau saya dan Abah memang sering begitu. Tidak tahu jadwal masing-masing, kadang malah bertemu di bandara kota mana atau acara apa di kota mana begitu.

Tapi temanya kan beda. Podcast saya (bersama Johnny Ray) santai soal wisata Banyuwangi, dan harapan semoga teman-teman penghobi sepeda terus mendapatkan kemanjaan di sana.

Saya sampaikan, dalam sepuluh tahun saya "kenal" Banyuwangi ini, saya merasakan ada energi luar biasa dari masyarakatnya. Orang Banyuwangi itu bangga jadi orang Banyuwangi. Bangga dan antusias!

Saya yakin, tidak banyak kota warganya seperti itu. Misalnya, banyak akan bilang dia dari Surabaya, padahal aslinya dari kota di dekat Surabaya.

Butuh waktu untuk mencapai level bangga seperti ini. Hanya bisa terjadi kalau kotanya benar-benar terasa maju, secara lahir dan batin.

Kemudian, dalam perbincangan berkonteks seputar sepeda itu, muncul celetukan dari Ray dan saya, kalau Banyuwangi ini seperti Bentonville-nya Indonesia.

Pertengahan 2021 lalu, kami sempat mampir ke Bentonville, sebuah kota kecil di utara negara bagian Arkansas. Kota itu tempat asal Wal-Mart, jaringan hypermarket terbesar dunia. Keluarga Walton, bersama pemerintah kota, banyak melakukan investasi untuk menjadikan Bentonville kota yang asyik dikunjungi. Memaksimalkan semua potensi wisata di sekitarnya, serta infrastruktur wisata di dalamnya.

Kebetulan, cucu-cucu Walton maniak sepeda. Jadi banyak investasi jalur sepeda, berbagai lintasan BMX, dan infrastruktur pendukung sepeda lain dibangun.

Nah, Banyuwangi berkembang begitu pesat dalam segala hal, dunia sepedanya ikut keciptratan. Ada lintasan BMX internasional. Lintasan XC juga dibangun. Beberapa lintasan downhill sudah eksis. Buat road cyclist seperti saya, tentu ada banyak medan menarik. Termasuk tantangan tanjakan menuju Paltuding tersebut.

Sebelum pandemi, beberapa kali diadakan balapan profesional internasional level UCI (federasi dunia) di Banyuwangi. Bahkan, dibanding lomba-lomba UCI lain di Indonesia, hanya yang di Banyuwangi yang mendapatkan predikat "excellent."

Sekarang, kita sudah menuju akhir pandemi. Harus dipaksakan menuju ke sana. Banyuwangi tampaknya juga sudah siap rebound. Sudah mencanangkan tema rebound itu pula. Menurut Bupati Ipuk, ada 99 kalender event resmi siap bergulir tahun ini. Jadi, Banyuwangi akan tetap konsisten menjadi kota yang "umek." Yang tidak pernah diam.

Seperti yang selalu saya perbincangkan dengan Mas Anas dulu. Kalau mau maju, ya harus terus umek... (azrul ananda)

Foto-Foto: Rendra Kurnia dan Dokumentasi DBL Indonesia

Comments (17)

Catatan Rabuan

Ilmu Presenter Memancing Ikan

Memancing ikan atau presenter? Ya, tulisan ini memang akan mengawinkan dua topik yang jauh berbeda. Di satu sisi soal...

Mudik Mobile Chicane

Saat libur Lebaran, saya biasanya tidak ke mana-mana. Menikmati ketenangan Kota Surabaya. Kalau pun “mudik,” hanya seben...

Senangnya Dirampok di Kereta

Saat ke Amerika, saya paling suka kembali ke tempat yang familiar. “Pulang kampung” ke Kansas tempat dulu SMA, atau ke S...

Kangen Kedinginan

Hidup memang belum normal. Akhir Januari ini bisa jadi penanda khusus hidup saya. Untuk kali pertama entah sejak kapan,...