Catatan
Rabuan
Azrul
Ananda

 

Tidak ada yang sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna. Banyak yang bekerja keras mengejar kesempurnaan, menjadikannya sebagai motto. Seperti idola saya, Ayrton Senna. Namun, kalau mencari manusia --dalam hal ini atlet-- yang mendekati kesempurnaan, rasanya saya harus menyebut nama Tom Brady.

Saya fans American football. Tapi saya bukan penggemar Tom Brady. Seiring berjalannya waktu, saya jadi makin kagum pada dia. Dan untuk menyambut dimulainya musim NFL 2021-2022 ini, saya harus mendedikasikan satu tulisan untuk quarterback Tampa Bay Buccaneers itu.

Bagi pembaca yang tidak familiar dengan NFL, apalagi dengan Brady, mungkin tulisan ini tetap bisa jadi inspirasi dalam menjalani hidup, dalam merawat badan kita sendiri. Karena sehebat apa pun bakat dan peruntungan Brady, kunci utama suksesnya tetap disiplin dan komitmen dalam berbuat sesuatu!

Tom Brady sekarang sudah berusia 44 tahun. Lahir hanya sebulan setelah saya, pada 3 Agustus 1977 di California. Tinggi badannya 194 cm. Wajahnya ganteng klasik Amerika. Istrinya supermodel asal Brazil, Gisele Bundchen. Mereka sudah menikah sejak 2009.


Brady bersama Gisele Bundchen dan ketiga anaknya merayakan juara musim lalu.

Secara karir, dia adalah GOAT-nya NFL. Kini memasuki tahun ke-22 di liga olahraga terkeras ini, di salah satu posisi paling penting. Dalam 21 tahun berkiprah, dia masuk Super Bowl (final) sebanyak sepuluh kali. Juara tujuh kali, termasuk musim lalu di usia 43 tahun. Menjadikannya quarterback juara tertua dalam sejarah liga terkaya di dunia itu.

Tidak perlu disebut lagi berapa kali dia meraih gelar pemain terbaik, masuk barisan tim terbaik, dan gelar-gelar lain. Silakan Wikipedia sendiri.

Musim lalu adalah musim pertamanya bersama Buccaneers, dan langsung juara. Itu setelah sejak 2000 selalu bersama New England Patriots (berbasis di kawasan Boston).

Catatan khusus: Tidak ada yang menyangka Brady bisa jadi GOAT. Pada NFL Draft 2000, dia dipilih di urutan 199. Ya, hampir nomor 200! Bagi mayoritas di posisi itu, bisa terpilih masuk NFL saja sudah sebuah pencapaian!

Dan hampir tidak terpilihnya Brady masuk NFL itulah pertanda pertama seorang atlet level tertinggi. Selalu punya motivasi untuk jadi lebih baik, terus lebih baik. Motivasi yang tidak pernah berakhir walau sudah juara, juara lagi, juara lagi, dan juara terus-terusan. Bahkan setelah dianggap sudah terlalu tua.

Fisik super, tampang dianggap ganteng, itu berkah dari Yang di Atas. Memaksimalkan kesempatan dan peluang, itu harus muncul dari dalam diri sendiri. Termasuk bagaimana menjaga badan, menjaga diri, supaya bisa terus berada di barisan paling elite. Walau sudah menjadi yang paling tua.

Nah, di sinilah kekaguman utama saya pada seorang Brady. Ketika mendekati usia 40, dan setelah melewati usia 40, dia semakin disiplin menjaga dirinya. Bagaimana cara berlatih, bagaimana cara makan, bagaimana menata kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya, Brady seperti menjadi seorang biarawan.

Selama bertahun-tahun, Brady menjaga badannya dengan bantuan dari Alex Guerrero, personal trainer-nya. Metode itu telah mereka bukukan, berjudul TB12 Method, dan terus mereka jalankan dan kembangkan.

Menurut Guerrero, metode yang diterapkan Brady bersifat holistik. Mengoptimalkan manajemen rasa sakit, performa, dan pemulihan. Fokusnya pada nutrisi, hydration, dan pergerakan badan. Metode yang mereka harapkan bisa bermanfaat untuk semua orang di seluruh dunia. "Membantu orang hidup semaksimal mungkin, mengerjakan apa yang mereka cintai selama mungkin," tegas Guerrero.

Secara umum, pendekatan Brady memang beda dengan kebanyakan atlet elite. Bila yang lain mengutamakan strength (kekuatan), Brady mengutamakan pliability (kelenturan otot). Memastikan badan Brady mampu terus beradaptasi dengan tuntutan beban, seiring dengan bertambahnya usia. "Manfaat utama dari kelenturan adalah kemampuan recovery lebih cepat, bermain lebih baik, dan lebih sedikit waktu istirahat di pinggir lapangan," papar Guerrero. 

Mungkin karena itulah, Brady tergolong jarang cedera, walau olahraganya dan posisi bermainnya termasuk yang paling berisiko di dunia. Bahkan, musim lalu dia mampu bermain dengan MCL sobek (ligamen lutut), baru menjalani operasi setelah musim berakhir. Sebagai catatan, Brady juga sempat terinfeksi Covid-19 setelah musim berakhir (katanya gara-gara ikut pawai juara).

Soal makan, Brady pada dasarnya melakukan diet plant based. Tapi tidak murni vegetarian atau vegan. Ada sedikit produk hewani, khususnya ikan segar. Juga tetap memberi kesempatan untuk "cheating" atau melanggar aturan. "Kalau seorang atlet ingin pizza, maka dia boleh makan sepotong pizza. Tapi diet mereka secara umum harus mengandung banyak buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, dan minuman recovery," ungkap Guerrero.

Kunci utama lain: Minum air sangat banyak. Brady minum antara 12 hingga 15 gelas air sehari. Dia direkomendasikan minum air separo berat badannya untuk mengoptimalkan performa. Harus diingat, Brady tinggi badannya 194 cm dengan bobot lebih dari 100 kg.

Yang mungkin paling sulit kita terapkan: Disiplin tidur 8-9 jam sehari. Malam jam 20-21 sudah harus tidur. Tidak boleh makan apa-apa lagi tiga jam sebelum tidur.

Kalau saya ini nyaris tidak mungkin, karena irama hidup dan pekerjaan yang sering tidak menentu. Kalau Brady, karena dia atlet dengan jadwal yang jelas, tentu bisa. Asal dia mau disiplin hidup seperti itu!

Saat ini, atlet-atlet paling elite di dunia sangat mengutamakan pola hidup dan makan yang ketat seperti ini. Apalagi yang usianya sudah lewat 35 tahun. Tidak semua bisa awet di puncak performa sampai usia 40. Apalagi sampai 44 seperti Brady sekarang ini.

Tahun lalu, saat bergabung dengan Buccaneers, banyak yang menanyakan apakah Brady akan mampu bermain sampai kontrak dua tahunnya berakhir di usia 45. Sekarang, dia sudah memperpanjang kontrak hingga usia 46 tahun. Sekarang, yang jadi rasa penasaran: Jangan-jangan Brady masih akan bisa terus bermain pada level tinggi hingga usia 50!

Rata-rata panjang karir di NFL hanyalah 3,3 tahun. Banyak yang setelah pensiun mengalami masalah besar pada kesehatan, khususnya terkait otak, mengingat begitu banyaknya hantaman keras di olahraga ini. Sementara Brady bisa masuk final sepuluh kali dalam 21 tahun, dan masih punya kontrak beberapa tahun lagi.

Khas Amerika, segala aspek performa atlet diukur. Pada pertandingan pembuka musim 2021 Buccaneers lawan Dallas Cowboys, Jumat pagi WIB (10 September), disebutkan kalau kecepatan "kokangan" tangan Brady sebelum melempar bola adalah 0,33 detik. Sedangkan average kecepatan awal karirnya adalah 0,37 detik. Jadi, di usia 44, "pistol" Brady justru lebih cepat dalam melempar.


Brady (kiri) bertanding di pembukaan NFL 2021-2022, Tampa Bay Buccaneers bertemu Dallas Cowboys.

Ini membuat saya bertanya-tanya pada diri sendiri. Sekarang saja, melihat banyak teman-teman masa kecil dulu, saya merasa bersyukur masih lebih sehat, lebih fit, dibandingkan kebanyakan. Namun mungkin sebenarnya masih bisa jauh lebih baik lagi. Ampun beratnya. Motivasinya itu yang supersulit...

Tuhan memberikan kita badan dengan segala kelebihan dan kekurangan, menjaganya merupakan sebuah tantangan dan cobaan...(Azrul Ananda)

Comments (13)

Catatan Rabuan

Tiket Termurah Rp 120 Juta

Harga tiket termurah? Per lembar USD 8.550 atau sekitar Rp 120,5 juta. Itu untuk duduk di pojok ujung atas. Itu harga PA...

Semua Kalah dengan Super Bowl (1) - Harga Tiket Rata-Rata Rp 130 Juta

Fakta: Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia. Fakta: Premier League (Inggris) adalah liga sepak bola dengan...

Semua Kalah dengan Super Bowl (2) - Baru Dapat Piala Ayah setelah 50 Tahun  

Tidak perlu mengerti permainan American football untuk ikut geleng-geleng kepala dengan kehebatan Super Bowl. Pertanding...

Nonton, Wani Piro?

Olahraga populer memang dilematis di tengah pandemi ini. Di satu sisi, menyelenggarakannya memberikan risiko besar buat...