Catatan
Rabuan
Azrul
Ananda

Tidak perlu mengerti permainan American football untuk ikut geleng-geleng kepala dengan kehebatan Super Bowl. Pertandingan final NFL edisi 2020, yang diselenggarakan Minggu, 2 Februari ini, bisa bikin semua orang kagum dengan nilai uangnya.

Bayangkan. Kalau ingin menonton langsung di Hard Rock Stadium, Miami, harga tiket rata-rata mencapai USD 9.000 atau Rp 130 juta per lembar. Yang termurah sekitar USD 4.000, yang termahal bisa tembus USD 40 ribu per lembar!

Pasang iklan di tayangan televisinya? Siap-siap bayar USD 5 juta untuk satu slot 30 detik. Alias sekitar Rp 68 miliar untuk sekali tayang iklan. Belum termasuk biaya produksi dan lain-lain.

Sekarang, mari kita lihat secara lebih mikro. Dari sisi kehebohan penggemar. Mohon maaf, saya akan mengambil dari sudut pandang penggemar Kansas City Chiefs, yang Minggu ini akan berebut juara melawan San Francisco 49ers.

Kansas City Chiefs baru kali pertama ini lolos ke Super Bowl setelah menunggu 50 tahun. Mereka kali terakhir lolos dan jadi juara pada 1970! Sebuah penantian superpanjang.

Saya baru saja berbincang dengan seorang petinggi konsulat jenderal Amerika Serikat di Surabaya. Kebetulan, keluarganya tinggal di Kansas City. Dia bercerita, keluarganya sedang heboh luar biasa.

Dia mengaku punya nenek yang sudah berusia 95 tahun. Dan dia bilang, kalau Chiefs sampai menang dan jadi juara Minggu ini, sang nenek bisa meninggal dengan bahagia.

"Dia sudah merasakan tim basket Kansas University jadi juara. Dia sudah merasakan tim baseball Kansas City Royals jadi juara. Dan kalau Minggu ini menang, dia sudah merasakan Kansas City Chiefs jadi juara. Dia akan bisa meninggal dengan tenang. Hidupnya akan lengkap," tuturnya disambut tawa semua yang mendengarkan.

Menunggu Chiefs juara memang sudah menunggu begitu lama!

Saya mulai menjadi bagian dari "Chiefs Kingdom" (rakyat kerajaan Chiefs) pada 1993-1994. Saat kali pertama ke Amerika, dapat beasiswa pertukaran pelajar dan ditempatkan di negara bagian Kansas.

Secara teknis, kota Kansas City itu "terbelah" di perbatasan dua negara bagian. Kansas dan Missouri. Jadi, warga dua negara bagian itu sama-sama jadi pendukungnya.

Keluarga angkat saya tentu pendukung Chiefs. Begitu juga kebanyakan teman-teman satu kota waktu itu. Setiap hari Minggu, kalau Chiefs main, sering ada acara nonton bareng. Keluarga atau dengan teman-teman.  

Terus terang, saya butuh waktu untuk memahami permainannya. Waktu mencoba menonton pertandingan di televisi, saya awalnya sering tertidur. Wkwkwkwk...

Ayah angkat saya, John R. Mohn, adalah seorang guru yang hebat. Dengan sabar mengajari saya sedikit demi sedikit aturan permainannya, kompleksitas strateginya, dan trik-triknya. Ini bukan sekadar olahraga otot. Ini permainan strategi perang yang rumit dan detail, menuntut gerakan presisi di semua lini.

Sebuah tim NFL juga organisasi besar. Kalau tim sepak bola maksimal beranggotakan 30 pemain, dan 18 boleh dicatatkan dalam pertandingan sebagai inti dan cadangan, jumlah tim NFL jauh lebih gemuk. Jumlah pemain setiap tim mendekati angka 60. Karena tim offense sendiri, tim defense sendiri, lalu ada special team (bagian transisi dan bonus poin) sendiri. Yang tampil di dalam lapangan 11, tapi yang dipinggir lapangan lebih dari 30, terus bergantian keluar masuk lapangan.

"Beruntung"-lah saya, sekolah SMA saya kecil sekali. Satu gedung SMP dan SMA hanya total 168 siswa. Dari kelas 7 sampai 12 total siswa hanya segitu.

Jadi, untuk tim American football-nya, pada dasarnya semua anak laki-laki harus ikut supaya timnya lengkap.

Sekolah tahu saya pemain sepak bola. Dan ada "lowongan" jadi kicker/penendang bola di tim sekolah. Bertugas menendang poin ekstra atau field goal ke tengah gawang tinggi, atau menendang bola sejauh mungkin untuk transisi offense ke defense.

Tapi, menendangnya harus cepat dan tepat. Waktu latihan pertama, ayah angkat saya membantu pelatih untuk mengajari saya. Pokoknya saya harus siap menendang. Center akan melontarkan bola ke belakang. Seorang rekan akan menangkapnya, lalu meletakkan bola lonjong itu dengan posisi berdiri secepat mungkin. Begitu bola siap, saya harus menendang sekeras-kerasnya.

"Kamu hanya punya tiga detik. Kalau dalam tiga detik tidak kamu tendang. Kamu tahu sendiri risikonya," begitu peringat ayah angkat saya.

Ya, kalau dalam tiga detik bola tidak ditendang, benteng kita bisa jebol dan lawan sudah siap menerjang bola dan pemain yang akan menendangnya (saya). Dan itu dijamin rasanya tidak enak!

Walau saya bisa menendang keras dan jauh, saya tak pernah perlu melakukannya dalam pertandingan. Tim sekolah saya jelek, dari sembilan pertandingan hanya menang sekali. Saya lebih bertugas jadi fotografer koran sekolah, memotret aksi teman-teman di lapangan. Menurut saya, itu lebih beruntung lagi! Wkwkwkwk...

Kembali ke urusan Chiefs.

Kebetulan, pada Januari 1994, Chiefs berhasil lolos ke final conference (wilayah). Itu adalah kali pertama mereka lolos ke final wilayah sejak jadi juara pada 1970! Waktu itu Chiefs punya quarterback bintang tapi senior, bernama Joe Montana, yang mereka dapatkan lewat pertukaran pemain dari San Francisco 49ers.

Semua orang di Kansas menonton pertandingan itu. Kalau hari itu Chiefs mengalahkan Buffalo Bills, maka Chiefs akan menjadi juara American Football Conference (AFC), lolos ke Super Bowl untuk kali pertama sejak 1970. Di Super Bowl melawan juara National Football Conference alias NFC.

Hari itu, semuanya sedih. Chiefs kalah. Gagal ke Super Bowl.

Bahkan, setelah itu penggemar Chiefs harus menunggu lagi puluhan tahun sebelum dapat kesempatan yang sama.

Tahun lalu, Januari 2019, Chiefs kembali masuk final wilayah. Untuk kali pertama dalam 25 tahun, sejak 1994 dulu. Kali ini punya quarterback muda yang terpilih sebagai pemain terbaik (MVP), Patrick Mahomes.

Di final AFC 2019 itu, Chiefs kembali apes. Tanding di kandang sendiri melawan tim dinasti, New England Patriots, yang punya superstar Tom Brady.

Pertandingan setelah empat kuarter berlangsung imbang. Di babak perpanjangan waktu, berlaku aturan sudden death. Yang mencetak touchdown (poin) duluan jadi pemenang. Patriots menang undian lempar koin, menyerang duluan. Mereka mencetak poin dan menang. Chiefs sama sekali tak dapat kesempatan menyerang.

Betapa menyesakkannya.

Nah, pada musim 2019-2020 ini, takdir seperti mengantarkan Chiefs. Sempat tertatih-tatih di awal musim, Chiefs lantas mengakhiri musim reguler dengan delapan kemenangan berturut-turut. Kemudian, unggulan-unggulan di playoff berguguran. Peringkat satu Baltimore Ravens rontok. New England Patriots rontok duluan.

Chiefs pun seperti dibukakan jalan kembali ke final AFC. Pesaing-pesaing utamanya seperti "diminggirkan" oleh Yang di Atas. Mereka pun menjamu Tennessee Titans di final wilayah itu. Sempat tertinggal sepuluh angka di awal, mereka membalik keadaan dan meraih kemenangan 35-24.

Chiefs, untuk kali pertama sejak 1970, menjadi juara AFC. Dan untuk kali pertama setelah 50 tahun, lolos ke Super Bowl. Heboh luar biasa! 

 

Yang membuat cerita ini begitu dramatis adalah sebagai berikut:

Di NFL, setiap piala ada namanya. Kalau juara Super Bowl namanya juara Piala Vince Lombardi, atas nama seorang pelatih legendaris. Kalau juara AFC, namanya Piala Lamar Hunt.

Nah, Lamar Hunt itu adalah salah satu pendiri NFL, sekaligus pendiri Chiefs. Tim itu masih dimiliki oleh keluarga Hunt, dipimpin oleh anak sang pendiri, Clark Hunt.

Bayangkan, Chiefs butuh menunggu 50 tahun untuk memenangi piala yang dinamai pendirinya sendiri! Dan mereka melakukannya di kandang sendiri, di Arrowhead Stadium, yang dibangun oleh Lamar Hunt!

Akhirnya, setelah 50 tahun, piala itu pulang ke rumahnya sendiri.

Acara podiumnya begitu menyentuh. Clark Hunt menerima piala bernama ayahnya sendiri!

Dalam acara podium itu, pelatih Chiefs, Andy Reid, menegaskan bahwa tugas mereka tahun ini belum selesai. Masih ada Super Bowl. Menjelang pertandingan tersebut, Chiefs masih dijagokan di bursa taruhan.

Secara "cerita," kemenangan Chiefs akan menjadi sebuah kisah yang sulit ditandingi keindahannya. Bukan bermaksud merendahkan San Francisco 49ers, yang sedang memburu gelar keenam dalam sejarah tim. Tapi, Chiefs sudah menunggu 50 tahun!

Ya, tulisan ini bias ke Chiefs. Saya bagian dari Chiefs Kingdom. Dan semoga Minggu ini akan ada cerita spektakuler. Akhir dari penantian lima dekade. (azrul ananda-habis) 

 

PS: Bagi teman-teman di Surabaya, kami mengadakan acara nonton bareng Super Bowl LIV di Wdnsdy Cafe, Surabaya Townsquare, pada Senin pagi, 3 Februari, pukul 06.30 WIB. Ada komunitas penggemar NFL yang meminta diselenggarakannya acara ini. Silakan hadir kalau ingin nonton serunya. Minimal, nonton iklan-iklannya yang berharga ajaib itu!

Comments (12)

Catatan Rabuan

Semua Kalah dengan Super Bowl (1) - Harga Tiket Rata-Rata Rp 130 Juta

Fakta: Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia. Fakta: Premier League (Inggris) adalah liga sepak bola dengan...

Teknologi Sportivitas

Alangkah kunonya teknologi yang digunakan di olahraga sepak bola. Padahal, teknologi bukan hanya bisa digunakan untuk me...

Kemenangan 50 Tahun... J.Lo!

Pesta olahraga terbesar di alam semesta, Super Bowl LIV (54), berakhir dengan banyak sejarah dan perbincangan. Dua topik...

Nonton, Wani Piro?

Olahraga populer memang dilematis di tengah pandemi ini. Di satu sisi, menyelenggarakannya memberikan risiko besar buat...