Catatan
Rabuan
Azrul
Ananda

Pesta olahraga terbesar di alam semesta, Super Bowl LIV (54), berakhir dengan banyak sejarah dan perbincangan. Dua topik utamanya sama-sama urusan angka 50. Pertama, Kansas City Chiefs jadi juara setelah menunggu 50 tahun. Kedua, sang pengisi halftime show, Jennifer Lopez, umurnya sudah 50 tahun bro!

Senin pagi lalu (3 Januari), senang rasanya bisa nonton Super Bowl tidak sendirian. Ada puluhan teman-teman (baru) ikut nonton bareng di Wdnsdy Cafe, Surabaya Townsquare, sejak pukul 06.30 WIB.

Semua penggemar olahraga tahu, nonton tidak seru kalau tidak ada teman berteriak bersama, atau saling mengejek (secara friendly tentunya).

Mereka kumpul atas inisiatif komunitas NFL Fans Indonesia (@nflfansindo), yang kebanyakan adalah anak-anak perguruan tinggi yang tergabung di Indonesian Flag Football Association (IFFA) Surabaya. Ada pula beberapa penggemar individual. Rata-rata dulunya pernah sekolah atau tinggal di Amerika. Ada pula teman-teman dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.

Teman-teman manajemen perusahaan saya, DBL Indonesia, juga datang. Mereka rata-rata sudah pernah menonton langsung pertandingan di NFL. Dan biasanya kami memang suka nonton event besar begini bersama. Bukan sekadar menonton pertandingannya, tapi juga membahas dan menganalisis manajemen penyelenggaraannya.

Pagi itu, saya juga kebebanan mengajari dua orang tentang apa itu American football. Pertama Abah saya, yang sangat antusias ikut menonton dan mencoba belajar. Kedua istri saya, yang memang suka segala macam kehebohan walau mungkin tidak paham apa maksudnya (dan lebih menunggu halftime show-nya).

Super Bowl pagi itu benar-benar sebuah final. Kansas City Chiefs sempat unggul 10-3, lalu gantian San Francisco 49ers unggul 20-10, dan pada kuarter terakhir Chiefs menyalip dan menang 31-20. Seru, tegang, banyak "superstar moment."

Bagi Chiefs, ini kemenangan yang ditunggu begitu lama. Kali pertama juara setelah 50 tahun. Bagi pelatihnya, ini juga istimewa. Andy Reid sudah berkarir 21 tahun, memenangi total 221 pertandingan sebelum Super Bowl LIV, salah satu terbanyak dalam sejarah. Tapi, baru kali ini juara Super Bowl.

Dan yang terheboh, quarterback Chiefs, Patrick Mahomes. Usianya baru 24 tahun. Ini baru tahun ketiganya di NFL, baru tahun keduanya sebagai starter. Tapi, pada 2018-2019 dia sudah terpilih sebagai pemain terbaik (MVP) liga. Lalu, pada 2019-2020, dia membawa timnya jadi juara Super Bowl, sekaligus menjadi MVP Super Bowl. Dia kini digadang-gadang jadi pemain terbaik sepanjang masa!

OK, itu pertandingannya. Sekarang bahas yang lebih ngosek lagi.

Pepsi Halftime Show.

Di negara-negara yang bukan penonton American football, pertunjukan paruh main Super Bowl sering jadi pembahasan utama. Bintang-bintang terbesar selalu tampil. Kadang menghebohkan, kadang mengecewakan, kadang bikin gempar tidak karuan (ingat ketika atasan Janet Jackson melorot dulu?).

Kali ini, karena Super Bowl-nya di Miami, wajar bila bintang yang tampil mewakili komunitas Latin. Tidak tanggung-tanggung. Langsung dua. Shakira dan Jennifer Lopez alias J.Lo.

Selama 15 menit, keduanya bergoyang dan menggoyang. Bikin orang senyum, kagum, meringis, dan kadang mungkin menutup mata (atau mungkin menutup mata anak-anaknya).

Shakira tampil duluan, menampilkan medley lagu-lagu hits-nya, dengan variasi bermain gitar, drum, plus memain-mainkan lidah.

J.Lo tampil dengan power luar biasa. Berakrobat dengan pole dancing dan gerakan-gerakan lain. Lalu ada momen sweet menyanyi bersama anak perempuannya, Emme.

Kemudian, keduanya tampil bersama. Goyang bersama.

Shakira umur 43 tahun. Hanya sekitar empat bulan lebih tua dari saya. Jennifer Lopez umur 50 tahun. Tahun ini 51 tahun.

Ya, J.Lo umur 50 tahun bro!

Istri saya beberapa kali menonton rekaman ulangnya di YouTube, seperti puluhan juta yang lain di dunia. Dia benar-benar geleng-geleng kepala, dan jadi terinspirasi oleh kehebatan performance Shakira dan --khususnya-- J.Lo di usia seperti itu.

Halftime show itu memang begitu energik, benar-benar sebuah show. Segala detailnya begitu dipikirkan. Latihannya Shakira dan J.Lo pasti tidak kalah berat dengan para pemain Chiefs dan 49ers yang bertanding hari itu.

Data menunjukkan, bahwa Super Bowl LIV disaksikan oleh 99 juta orang di Amerika. Saat halftime show, pemirsanya naik jadi 103 juta. Salah satu tertinggi dalam sejarah. Belum yang global. Dan, Super Bowl ini berikut halftime show-nya dipuji-puji sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah.

Ya, show itu ada kontroversinya. Bahkan di Amerika pun ada yang komplain kalau show itu tidak ramah untuk anak-anak.

Tapi coba kita lewatkan sedikit kontroversinya, lalu menganalisis show itu sebagai sebuah show. Bayangkan, betapa detailnya dan hebatnya eksekusi tim produksi. Di sebuah acara yang setiap detiknya diamati oleh ratusan juta orang secara live. Bagaimana setiap detik gerakan sudah disiapkan, setiap gerakan kamera sudah dirancang, dan setiap manusia yang terlibat mengeksekusi segala detail dengan presisi dan profesional.

Shakira dan J.Lo pun menunjukkan mengapa mereka bintang kelas dunia. Sama seperti atlet profesional kelas dunia, butuh kerja keras dan dedikasi untuk bisa melakukan yang mereka lakukan, di usia seperti itu.

Ingat, J.Lo tahun ini akan berusia 51 tahun!

Mereka yang nyinyir atau selalu negative thinking tentu akan terus mengomel. Bilang kalau J.Lo pasti banyak "tindakan dan program" untuk menjadikannya tetap seperti itu. Tapi, siapa pun Anda, untuk bisa perform seperti di Super Bowl itu, pasti membutuhkan komitmen, dedikasi, dan kerja keras.

Saya lantas berpikir lagi, melihat lagi orang-orang di sekeliling saya. Mereka yang punya komitmen tinggi, dedikasi tinggi, dan mau kerja keras dan selalu aktif, biasanya selalu terlihat lebih fresh dari yang lain yang seumuran.

Abah saya sudah hampir 70 tahun, tapi saya yakin banyak orang usia 40 tahun kerepotan jalan kaki dengan dia. Bukannya membanggakan diri, tapi banyak teman-teman seusia saya yang sekarang kelihatan jauh lebih tua dan "layu." Biasanya mereka yang kurang gerak.

Dan Anda-Anda yang berusia 20-30-an seharusnya malu kalau tidak bisa menjaga kondisi badan Anda sendiri. Kalah dengan yang sudah seharusnya jadi nenek-nenek.

J.Lo, saya salut dengan panjenengan! Performa Anda adalah sebuah kemenangan bagi mereka yang sudah berusia 50 tahun, tapi masih superaktif dan lebih aktif dari mereka yang jauh lebih muda! Anda adalah bukti, usia hanyalah sebuah angka! (azrul ananda)

 

PS: Sebenarnya ada tema menarik lain dari Super Bowl LIV. Yaitu iklan-iklannya. Memang tidak sehebat tahun-tahun lain, tapi tetap saja ada beberapa yang menonjol. Ada yang lucu, ada yang menyentuh hati. Tapi tak usah dibahas lah. Next time saja kalau sedang mood. He he he...

Comments (18)

Catatan Rabuan

Semua Kalah dengan Super Bowl (1) - Harga Tiket Rata-Rata Rp 130 Juta

Fakta: Sepak bola adalah olahraga paling populer di dunia. Fakta: Premier League (Inggris) adalah liga sepak bola dengan...

Semua Kalah dengan Super Bowl (2) - Baru Dapat Piala Ayah setelah 50 Tahun  

Tidak perlu mengerti permainan American football untuk ikut geleng-geleng kepala dengan kehebatan Super Bowl. Pertanding...

Growing Pain

Hargai, hormati, dan rawat pemain-pemainmu sebaik mungkin. Tapi jangan sampai jatuh cinta. Wah, di Indonesia ini banyak...

Karma Chiefs

Bagi seluruh penggemar NFL, khususnya penggemar Kansas City Chiefs, "Karma" itu adalah Patrick Mahomes.